Kenangan indah bersama dosen dan
pembantunya tiba-tiba terbersit, Sebatang pensil dimeja tiba-tiba
menggerakkan tanganku untuk menuliskan Cerita Seks disini. Ku tulis
kata-demi kata hingga aku merangakai keseluruhan
cerita seks mengenai pengalamanku ngentot dengan ibu dosenku di
diareku.Ku peluk buku itu setelah selesai mencoret-coret lembaran
putihnya,ku isikan cerita ngentotku bersama dosenku.Ku buka laptop ku
tulis kembali dan kusajikan di Hasratseks.com, semoga
terhibur dan inilah kisahnya,pada waktu ujian tengah semester di warnai
rintikan hujan disepanjang jalan menemaniku menuju ketempat itu, saya
dipanggil ke rumah dosen wanita yang masih agak muda, sekitar 26 tahun.
body asyik di pandang mata,lurus sebahu rambutnya. Ia juga lulusan dari
perguruan tinggi tersebut. Dipanggil ke rumahnya karena saya diminta
untuk mengurus keperluan dia, karena dia akan ke luar kota. Malam
harinya saya pun ke rumahnya sekitar jam 7 malam. Saat itu rumahnya
hanya ada pembantu (yang juga masih muda dan cantik). Suaminya ketika
itu belum pulang dari rapat di puncak.Otomatis kondisi rumah lagi
sepi,hanya wanita-wanita tok penghuninya.
Saat saya membuka pintu rumahnya, saya
agak terbelalak karena dia memakai gaun tidur yang tipis, sehingga
terlihat payudara yang menyumbul keluar. Saat saya perhatikan, dia
ternyata tidak memakai BH. Terlihat saat itu buah dadanya yang masih
tegar berdiri, tidak turun. Putingnya juga terlihat besar dan kemerahan,
sepertinya memiliki ukuran sekitar 36B.
Kemudian dosen saya yang sudah duduk di
depan saya berkata, (mungkin karena saya melihat belahan dada pembantu
itu) “Kamu pingin ya “nyusu” sama buah dada yang sintal..?”
Saya pun tergagap dan menjawab, “Ah… enggak kok Bu..!”
Lalu dia bilang, “Nggak papa kok kalo kamu pingin.., Ibu juga bersedia nyusuin kamu.”
Mungkin karena ia saya anggap bercanda, saya bilang saja, “Oh.., boleh juga tuh Bu..!”
Saya pun tergagap dan menjawab, “Ah… enggak kok Bu..!”
Lalu dia bilang, “Nggak papa kok kalo kamu pingin.., Ibu juga bersedia nyusuin kamu.”
Mungkin karena ia saya anggap bercanda, saya bilang saja, “Oh.., boleh juga tuh Bu..!”
Tanpa diduga, ia pun mengajak saya masuk
ke ruang kerjanya.
Saat kami masuk, ia berkata, “Andre, tolong liatin ada apaan sih nih di punggung Ibu..!”
Kemudian saya menurut saja, saya lihat punggungnya. Karena tidak ada apa-apa, saya bilang, “Nggak ada apa-apa kok Bu..!”
Saat kami masuk, ia berkata, “Andre, tolong liatin ada apaan sih nih di punggung Ibu..!”
Kemudian saya menurut saja, saya lihat punggungnya. Karena tidak ada apa-apa, saya bilang, “Nggak ada apa-apa kok Bu..!”
Tetapi tanpa disangka, ia malah membuka semua gaun tidurnya, dengan tetap membelakangiku. Saya lihat punggungnya yang begitu mulus dan putih. Kemudian ia menarik tangan saya ke payudaranya, oh sungguh kenyal dan besar. Kemudian saya merayap ke putingnya, dan benar perkiraan saya, putingnya besar dam masih keras.
Kemudian ia membalikkan tubuhnya, ia
tersenyum sambil membuka celana dalamnya. Terlihat di sekitar
kemaluannya banyak ditumbuhi bulu yang lebat.
Kemudian saya berkata, “Kenapa Ibu membuka baju..?”
Ia malah berkata, “Sudah.., tenang saja! Pokoknya puaskan aku malam ini, kalau perlu hingga pagi.”
Karena saya ingin juga merasakan tubuhnya, saya pun tanpa basa-basi terus menciuminya dan juga buah dadanya. Saya hisap hingga ia merasa kegelian. Kemudian ia membuka pakaian saya, ia pun terbelalak saat ia melihat batang kejantanan saya.
“Oh, sangat besar dan panjang..! (karena ukuran penis saya memang besar, sekitar 17 cm dan berdiameter 3 cm)”
Kemudian saya berkata, “Kenapa Ibu membuka baju..?”
Ia malah berkata, “Sudah.., tenang saja! Pokoknya puaskan aku malam ini, kalau perlu hingga pagi.”
Karena saya ingin juga merasakan tubuhnya, saya pun tanpa basa-basi terus menciuminya dan juga buah dadanya. Saya hisap hingga ia merasa kegelian. Kemudian ia membuka pakaian saya, ia pun terbelalak saat ia melihat batang kejantanan saya.
“Oh, sangat besar dan panjang..! (karena ukuran penis saya memang besar, sekitar 17 cm dan berdiameter 3 cm)”
Dosen saya pun sudah mulai terlihat
atraktif, ia mengulum penis saya hingga biji kemaluan saya.
“Ah.. ahh Bu… enak sekali, terus Bu, aku belum pernah dihisap seperti ini..!” desah saya.
Karena dipuji, ia pun terus semangat memaju-mundurkan mulutnya. Saya juga meremas-remas terus buah dadanya, nikmat sekali kata dosen saya. Kemudian ia mengajak saya untuk merubah posisi dan membentuk posisi 69.
“Ah.. ahh Bu… enak sekali, terus Bu, aku belum pernah dihisap seperti ini..!” desah saya.
Karena dipuji, ia pun terus semangat memaju-mundurkan mulutnya. Saya juga meremas-remas terus buah dadanya, nikmat sekali kata dosen saya. Kemudian ia mengajak saya untuk merubah posisi dan membentuk posisi 69.
Saya terus menjilati vaginanya dan terus
memasukkan jari saya.
“Ah.. Andre, aku sudah nggak kuat nih..! Cepat masukkan penismu..!” katanya.
“Baik Bu..!” jawab saya sambil mencoba memasukkan batang kemaluan saya ke liang senggamanya.
“Ah.., ternyata sempit juga ya Bu..! Jarang dimasukin ya Bu..?” tanya saya.
“Iya Andre, suami Ibu jarang bercinta dengan Ibu, karena itu Ibu belum punya anak, ia pun juga sebentar permainannya.” jawabnya.
“Ah.. Andre, aku sudah nggak kuat nih..! Cepat masukkan penismu..!” katanya.
“Baik Bu..!” jawab saya sambil mencoba memasukkan batang kemaluan saya ke liang senggamanya.
“Ah.., ternyata sempit juga ya Bu..! Jarang dimasukin ya Bu..?” tanya saya.
“Iya Andre, suami Ibu jarang bercinta dengan Ibu, karena itu Ibu belum punya anak, ia pun juga sebentar permainannya.” jawabnya.
Kemudian ia terus menggelinjang-gelinjang saat dimasukkannya penis saya sambil berkata, “Ohh… ohhh… besar sekali penismu, tidak masuk ke vaginaku, ya Ndre..?”
“Ah nggak kok Bu..” jawab saya sambil terus berusaha memasukkan batang keperkasaan saya.
Kemudian, untuk melonggarkan lubang vaginanya, saya pun memutar-mutar batang kemaluan saya dan juga mengocok-ngocoknya dengan harapan melonggarkan liangnya. Dan betul, lubang senggamanya mulai membuka dan batang kejantanan saya sudah masuk setengahnya.
“Ohhh… ohhh… Terus Ndre, masukkan terus,
jangan ragu..!” katanya memohon.
Setelah memutar dan mengocok batang kejantanan saya, akhirnya masuk juga rudal saya semua ke dalam liang kewanitaannya.
Setelah memutar dan mengocok batang kejantanan saya, akhirnya masuk juga rudal saya semua ke dalam liang kewanitaannya.
“Oohh pssfff… aha hhah.. ah…” desahnya yang diikuti dengan teriakannya, “Oh my good..! Ohhh..!”
Saya pun mulai mengocok batang kemaluan saya keluar masuk. Tidak sampai semenit kemudian, dosen saya sudah mengeluarkan cairan vaginanya.
“Oh Andre, Ibu keluar…” terasa hangat dan kental sekali cairan itu.
Cairan itu juga memudahkan saya untuk terus memaju-mundurkan batang keperkasaan saya. Karena cairan yang dikeluarkan terlalu banyak, terdengar bunyi, “Crep.. crep.. sleppp.. slepp..” sangat keras. Karena saya melakukannya sambil menghadap ke arah pintu, sehingga terdengar sampai ke luar ruang kerjanya.
Saat itu saya sempat melihat pembantunya
mengintip permainan kami. Ternyata pembantu itu sedang meremas-remas
payudaranya sendiri (mungkin karena bernafsu melihat permainan kami).
Oh, betapa bahagianya saya sambil terus mengocok batang keperkasaan saya
maju mundur di liang vagina dosen saya. Saya juga melihat tontonan
gratis ulah pembantunya yang masturbasi sendiri, dan saya baru kali ini
melihat wanita masturbasi.
Setelah 15 menit bermain dengan posisi
saya berada di atasnya, kemudian saya menyuruh dosen saya pindah ke atas
saya sekarang. Ia pun terlihat agresif dengan posisi seperti itu.
“Aha.. ha.. ha…” ia berkata seperti sedang bermain rodeo di atas tubuh saya.
15 menit kemudian ia ternyata orgasme yang kedua kalinya.
“Oh, cepat sekali dia orgasme, padahal aku belum sekalipun orgasme.” batin saya.
“Aha.. ha.. ha…” ia berkata seperti sedang bermain rodeo di atas tubuh saya.
15 menit kemudian ia ternyata orgasme yang kedua kalinya.
“Oh, cepat sekali dia orgasme, padahal aku belum sekalipun orgasme.” batin saya.
Kemudian setelah orgasmenya yang kedua,
kami berganti posisi kembali. Ia di atas meja, sedangkan saya berdiri di
depannya. Saya terus bermain lagi sampai merasakan batas dinding
rahimnya.
“Oh.. oh.. Andre, pelan-pelan Ndre..!” katanya.
Kelihatannya ia memang belum pernah dimasukan batang kemaluan suaminya hingga sedalam ini. 15 menit kemudian ia ternyata mengalami orgasme yang ketiga kalinya.
“Ah Andre, aku keluar, ah… ah… ahhh… nikmat..!” desahnya sambil memuncratkan kembali cairan kemaluannya yang banyak itu.
“Oh.. oh.. Andre, pelan-pelan Ndre..!” katanya.
Kelihatannya ia memang belum pernah dimasukan batang kemaluan suaminya hingga sedalam ini. 15 menit kemudian ia ternyata mengalami orgasme yang ketiga kalinya.
“Ah Andre, aku keluar, ah… ah… ahhh… nikmat..!” desahnya sambil memuncratkan kembali cairan kemaluannya yang banyak itu.
Setelah itu ia mengajak saya ke bath-tub
di kamar mandinya. Ia berharap agar di bath-tub itu saya dapat orgasme,
karena ia kelihatannya tidak sanggup lagi membalas permainan yang saya
berikan. Di bath-tub yang diisi setengah itu, kami mulai menggunakan
sabun mandi untuk mengusap-usap badan kami. Karena dosen saya sangat
senang diusap buah dadanya, ia terlihat terus-terusan bergelinjang. Ia
membalasnya dengan meremas-remas buah kemaluan saya menggunakan sabun
(bisa pembaca rasakan nikmatnya bila buah zakar diremas-remas dengan
sabun).
Setelah 15 menit kami bermain di
bath-tub, kami akhirnya berdua mencapai klimaks yang keempat bagi dosen
saya dan yang pertama bagi saya.
“Oh Andre, aku mau keluar lagi..!” katanya.
“Oh Andre, aku mau keluar lagi..!” katanya.
Setelah terasa penuh di ujung kepala penis saya, kemudian saya keluarkan batang kejantanan saya dan kemudian mengeluarkan cairan lahar panas itu di atas buah dadanya sambil mengusap-usap lembut.
“Oh Andre, engkau sungguh kuat dan
partner bercinta yang dahsyat, engkau tidak cepat orgasme, sehingga aku
dapat orgasme berkali-kali. ini pertama kalinya bagiku Andre. Suamiku
biasanya hanya dapat membuatku orgasme sekali saja, kadang-kadang tidak
sama sekali.” ujar dosen saya.
Kemudian karena kekelalahan, ia terkulai lemas di bath-tub tersebut, dan saya keluar ruang kerjanya masih dalam keadaan bugil mencoba mengambil pakaian saya yang berserakan di sana.
Kemudian karena kekelalahan, ia terkulai lemas di bath-tub tersebut, dan saya keluar ruang kerjanya masih dalam keadaan bugil mencoba mengambil pakaian saya yang berserakan di sana.
Di luar ruang kerjanya, saya lihat
pembantu dosen saya tergeletak di lantai depan pintu ruangan itu sambil
memasukkan jari-jarinya ke dalam vaginanya. Karena melihat tubuh
pembantu itu yang juga montok dan putih bersih, saya mulai membayangkan
bila saya dapat bersetubuh dengannya. Yang menarik dari tubuhnya adalah
karena buah dadanya yang besar, sekitar 36D. Akhirnya saya pikir,
biarlah saya main lagi di ronde kedua bersama pembantunya. Pembantu itu
pun juga tampaknya bergairah setelah melihat permainan saya dengan
majikannya.
Saya langsung menindih tubuhnya yang
montok itu dengan sangat bernafsu. Saya mencoba melakukan perangsangan
terlebih dulu ke bagian sensitifnya. Saya mencium dan menjilat seluruh
permukaan buah dadanya dan turun hingga ke bibir kemaluannya yang
ditumbuhi hutan lebat itu. Tidak berapa lama kemudian, kami pun sudah
mulai saling memasukkan alat kelamin kami. Kami bermain sekitar 30
menit, dan tampaknya pembantu ini lebih kuat dari majikannya. Terbukti
saat kami sudah 30 menit bermain, kami baru mengeluarkan cairan kemaluan
kami masing-masing. Oh, ternyata saya sudah bermain seks dengan dua
wanita bernafsu ini selama satu setengah jam. Saya pun akhirnya pulang
dengan rasa lelah yang luar biasa, karena ini adalah pertama kalinya
saya merasakan bercinta dengan wanita.
TAMAT
0 komentar:
Posting Komentar